TAFSIR AL-FATIHAH

NAMA-NAMA SURAT AL-FATIHAH

Disebut dengan Al-Fatihah yang bermakna PEMBUKAAN, karena Al-Qur’an dibuka dengannya.

Disebut pula Fatihatul-Kitab atau Pembukaan Kitab berdasarkan hadits :

لا صَلاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَاب

“Tidak ada sholat bagi siapa yang tidak membaca Fatihatul-Kitab.” ( HR. Muslim )

Disebut pula dengan :

Ummul Qur’an, Ummul Kitab, AS-Sab’ul Matsani, dan Al-Qur’an Al-‘Azhim , berdasarkan hadits :

أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ

“Ummul Qur’an adalah As-Sab’ul Matsani dan AL-Qur’an Al-‘Azhim.” ( HR. Al-Bukhori )

Disebut pula dengan As-Sholat berdasarkan hadits qudsi :

قَسَمْتُ الصَّلاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَل

“Aku telah membagi Ash-Sholat antaraku dan antara hamba-Ku menjadi dua bagian, dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta.” ( HR. Muslim )

Disebut juga dengan Ar-Ruqyah berdasarkan sabda Rosululoh kepada Abu Sa’id Al-Khudri :

وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَة

“Dari mana kamu tahu kalau dia adalah Ruqyah ?” ( HR. Al-Bukhori dan Muslim ) Baca lebih lanjut

PENYIMPANGAN DALAM MENGIMANI

Tauhid Rububiyyah adalah salah satu dari tiga macam tauhid yang di kenal dan disepakati oleh Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah, yaitu: Tauhid Rububi-yah, Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Al-Asma’ wash-Shifat.

Mengenai ma’na Tauhid Rububiyyah ini, berkata Syaikh ‘Abdul-‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baaz rohimahulloh : “Adapun Tauhid Rububiyyah yaitu beriman bahwa Alloh subhanahu adalah Pencipta segala sesuatu dan Pengatur di se-gala sesuatu, tiada sekutu bagi-Nya dalam hal itu.” [1]

Jenis Tauhid ini yaitu jenis tauhid yang diakui oleh semua makhluq, sebagai-mana dikatakan oleh Syaikh Sholih bin Fauzan Al-Fauzan : “ Tauhid Rububi yah adalah tauhid yang tertanam di dalam fithroh, hampir-hampir tidak ada perselisihan di antara makhluq tentangnya, sampai pun Iblis yang merupa-kan pimpinan kekafiran. Iblis berkata : رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِيْ ( Tuhanku, karena Engkau telah memvonis aku sesat …) [2] , dan ia berkata pula : فَبِعِزَّتِكَ لأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِيْنَ ( Demi kemuliaan-Mu, sungguh aku akan sesatkan mereka (manusia) semuanya ) [3] , sung guh Iblis telah mengakui Rububiyyah Alloh dan bersumpah dengan kemu- liaan Alloh. Demikian pula seluruh orang kafir, mereka mengakuinya, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, dan para penggantinya dari kalangan para pemimpin kekafiran, mereka mengakui Tauhid Rububiyyah padahal mereka tetap pada keadaan kekafiran dan kesesatannya. Alloh jalla wa ‘alaa berfirman : وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اللهُ ( Sesungguhnya seandainya kamu bertanya kepada mereka ( orang-o-rang kafir ) : “Siapakah Yang telah menciptakan mereka ?”, mereka pasti akan menjawab : “Alloh. ) [4] …” [5] Baca lebih lanjut